Tugas Paper Topik-Topik Lanjutan
Sistem Informasi
Green Computing Pada Perusahaan Google
Abstrak
Pada
zaman modern saat ini, Teknologi semakin maju dan berkembang, dimana teknologi
tersebut membantu memudahkan pekerjaaan yang dikerjakan pada kehidupan
sehari-hari, sehingga para user terus melakukan inovasi pada bidang teknologi.
Salah satu perkembangan teknologi yang diterapkan yaitu pada bidang Teknologi
informatika, perkembangan teknologi informatika diliat dari berbagai sudut
pandang, salah satunya pada lingkungan sehari-hari. Oleh karena itu maka
dibuatkan suatu cara yang disebut Green
Computing. Green Computing merupakan
suatu cara dimana para user menggunakan suatu perangkat komputerisasi dengan
memanfaatkan sumber daya energi sebaik mungkin sehingga menjadi lebih efisien
dan ramah lingkungan.
Paper ini berfokus pada sejarah perkembangan
Green Computing , konsep Green Computing, solusi Green Computing, serta contoh
perusahaan yang menerapkan Green Computing.
Kata Kunci : Green Computing, Data Center,
Prinsip Green Computing
Bab
I
Pendahuluan
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Teknologi semakin maju dan berkembang bersamaan dengan
perkembangan zaman, teknologi telah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari
dimana teknologi berperan besar dalam berbagai kegiatan yang dikerjakan
sehari-hari, oleh karena itu teknologi saat ini berkembang menjadi lebih canggih
dan berdasarkan perkembangan teknologi, penggunaan energi yang dibutuhkan untuk
menjalankan fungsi dari teknologi tersebut juga sangat besar.
Salah satu perangkat teknologi yang sangat berperan dalam
kehidupan sehari-hari yaitu komputer, komputer merupakan salah satu perangkat
teknologi yang penggunaan energy nya sangat besar sehingga dapat membuat pihak
pengguna merasa terbebani dalam faktor penggunaan biaya.
Oleh karena itu pada zaman modern ini banyak user yang
mulai memikirkan cara dalam penghematan energy pada suatu teknologi yang
semakin lama semakin lebih canggih, Green
Computing merupakan salah satu metode yang diciptakan untuk membantu para user dalam penghematan energi dan biaya pada zaman
modern saat ini, karena dengan melakukan penghematan biaya maka dapat membantu
dunia yang kita tempati saat ini menjadi lebih effisien, salah satu nya untuk
menghadapi Global Warming.
Green Computing
adalah suatu metode dimana para user menggunakan suatu perangkat komputerisasi
dengan memanfaatkan sumber daya energi sebaik mungkin sehingga menjadi lebih
efisien dan ramah lingkungan. Biasanya
Green Computing diterapkan pada
lingkungan kerja yang lebih banyak menggunakan energi dalam pengoperasian
peralatan elektronik seperti komputer dan peralatan elektronik lain nya.
1.2
Ruang Lingkup
Ruang Lingkup
yang akan dibahas pada Paper ini
yaitu terdiri dari :
1.
Sejarah Green Computing
2.
Statistik Sampah Elektronik
3.
Contoh Perusahaan yang menggunakan Green
Computing
4.
Menjelaskan cara dan bagaimana mengajak Client dalam menerapkan Green Computing
1.3
Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
1. Memperkenalkan metode Green Computing
2. Memberikan informasi dan
pengetahuan mengenai Green Computing
3. Memberikan informasi data
perhitungan mengenai sampah elektronik
4. Memberikan contoh mengenai perusahaan
yang menggunakan Green Computing 1.3.2 Manfaat
1. mengajak masyarakat untuk lebih
berhemat dalam penggunaan energy
2. membantu masyarakat untuk lebih
efisien
1.4 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan
dalam pembuatan paper ini yaitu
menggunakan metode studi pustaka, dengan melakukan pencarian pada situs-situs
pengetahuan pada mesin pencarian (browser)
1.5 Sistematika Penulisan
BAB 1 : Pendahuluan
Pada bab ini penulis menjelaskan
mengenai latar belakang, ruang lingkup penulisan, tujuan dan manfaat pda paper, metode penelitian yang digunakan
dan sistematika penulisan mengenai Green Computing.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori
umum mengenai Green Computing
berdasarkan pengertian para ahli yang membahas teori Green
Computing, dimana teori tersebut dapat membantu untuk memberikan penjelasan
yang bermanfaat
BAB 3 : Pembahasan Green Computing
Pada
bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah Green
Computing, statistik sampah elektronik (e-waste),
tentang Penghematan Energi yang dilakukan perusahaan, Bagaimana perusahaan
tersebut mengajarkan kliennya untuk ikut serta berhemat energy
Bab 4 : KESIMPULAN
Pada bab ini akan dijelaskan
mengenai kesimpulan yang diambil dari penjelasan berdsarkan penjelasan yang
telah dicantumkan
BAB
2
Landasan Teori
Landasan Teori
Green
Computing atau Green IT telah dipelajari sejak dulu dan
beberapa ahli telah mengemukakan beberapa teori mengenai Green
Computing, beberapa teori Green Computing tersebut
adalah:
·
Young Yi “Cara untuk menggunakan komputer lebih berkelanjutan”
·
Wachara Chantatub “Teknologi informasi adalah ramah lingkungan
dan hemat energy”
·
San Murugesan “Belajar dan praktek merancang,
membuat, menggunakan, dan membuang komputer, server, dan terkait subsistem –
seperti monitor, printer, penyimpanan perangkat, dan jaringan dan komunikasi
sistem – efisien dan efektif dengan minimal atau tidak berdampak terhadap
lingkungan”
·
Jordi Torres “Mengurangi penambahan jumlah
dari data/ kerja yang tidak berguna”
Berdasarkan beberapa teori dari
parah ahli yang disebutkan diatas, Green Computing yaitu penciptaan teknologi yang ramah
lingkungan yang hemat energi serta pemanfaatan teknologi secara efisien.
BAB
3
Pembahasan
Green Computing
Ide green computing
sendiri mulai dirintis tahun 1990-an, yang dimana mulai terasa pemborosan
energi yang ada. Kabar buruknya, banyak sumber energi yang kita pakai sekarang
ini merupakan jenis yang tidak dapat diperbarui, seperti penggunaan PLTD
(Pembangkit Listrik Tenaga Diesel)
yang jelas-jelas menggunakan bahan bakar fosil yang membutuhkan jutaan tahun
untuk pembentukannya. Demikian juga PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) yang
menggunakan batu bara sebagai bahan bakarnya.
Sejarah
Green Computing
Untuk mendukung green
computing, dibentuklah sebuah badan di Amerika Serikat yang bernama US Environmental Protection Agency (US EPA) pada tahun 1992. Dan beberapa
peralatan elektronik dan komputer yang telah berusaha mengefisiensikan
penggunaan energi dilabeli dengan stiker “Energy
Star”. Dan di stiker “Energy Star”
pun ada tanda rating-nya, yang dimana
penggunaan energi yang paling efisien akan diganjar dengan rating besar. Salah satu untuk menaikkan rating “Energy Star”
adalah dengan menambahkan fitur Sleep
Mode, yang dimana bisa mematikan peralatan itu sendiri apabila tidak
digunakan oleh pengguna dalam jangka waktu tertentu. Namun pada tahun 2007,
direvisilah standar “Energy Star”,
yang dimana perusahaan manufaktur peralatan elektronik dan komputer juga harus
memperhatikan hal-hal berikut seperti pengurangan sampah elektronik atau e-waste, virtualisasi resource sejumlah server, pendataan biaya pemakaian energi, dll.
Di sisi lain, gebrakan penting dalam sejarah green computing adalah pembentukan Kyoto Protocol pada tahun 1997, yang
bertujuan menekan emisi karbon. Aturan ini membuat perusahaan manufaktur
peralatan elektronik dan komputer menghitung pemakaian listrik selama
pengoperasian pabriknya dan menentukan jumlah emisi karbon dioksida yang
terbuang demi menindaklanjuti solusinya.
Pengefisienan energi ternyata tak cukup untuk sebuah
program green computing, maka dibentuklah
kebijakan Restriction of Hazardous
Substances (RoHS) oleh Uni Eropa
pada Februari 2003. Kebijakan ini melarang penggunaan material yang berbahaya
bagi lingkungan pada setiap peralatan elektronik dan komputer seperti timbal, cadmium, merkuri, dll. Tak puas sampai
di situ, dibentuk juga program yang bernama Waste
Electrical and Electronic Equipment Directive (WEEE) pada tahun 2005, yang
bertujuan mengelola pengumpulan dan daur ulang sampah elektronik.
Di Amerika Serikat sendiri ada juga standar lainnya
selain "Energy Star", yaitu
Electronic Products Environmental
Assessment (EPEAT), yang dimana
akan memberikan insentif pasar sebesar 60 miliar dolar Amerika untuk perusahaan
yang bisa memproduksi peralatan yang tak hanya memininalkan penggunaan energi,
tetapi juga meminimalkan perawatan dan mempunyai masa pakai yang panjang.
Statistik
sampah elektronik (e-waste)
Berdasarkan statistic fakta tentang e-waste yang dihimpun www.dosomething.org,
80-85% peralatan elektronik dibuang sembarangan di Tempat Pembuangan Akhir yang
sebenarnya dapat mencemarkan udara berupa racun. Di Amerika Serikat sendiri, e-waste mewakili 2% dari total
pembuangan sampah, tetapi juga mewakili 70% dari sampah beracun. Jumlah timbal
yang besar di peralatan elektronik menyebabkan kerusakan syaraf tubuh manusia,
darah dan ginjal. Di seluruh dunia, ada sekitar 20-50 juta ton sampah
elektronik dibuang setiap tahunnya. Di antara sampah elektronik yang dibuang,
ponsel mengandung banyak logam berharga seperti emas dan perak. Sampai saat
ini, baru 1/8 sampah elektronik yang dapat diperbarui. Dan masih banyak lagi.
Tentang
Penghematan Energi yang dilakukan Google
Google, salah satu perusahaan IT terbesar di dunia, telah
menyadari bahwa biaya operasional perusahaannya dapat ditekan semaksimal
mungkin dengan penerapan green computing,
Segala aspek energi tak luput dari penghematan yang telah dilakukan Google.
Berikut beberapa upaya penghematan kontinu yang telah dilakukan Google.
Pertama, penggunaan energi di Data Center Google. Menurut Google, mereka mengklaim hanya
menggunakan separuh dari energi yang digunakan di data center lain dengan kemampuan dan performa yang sama. Untuk
mewujudkan hal ini, Google selalu mengawasi penggunaan energi oleh server
secara realtime, mengatur sirkulasi udara, bahkan menghindari penggunaan AC.
Kedua, sumber energi. Google diklaim telah memaksimalkan
energi terbarukan seperti energi angin dan surya (matahari) untuk data center mereka dan juga
kantor-kantornya.
Ketiga, aktivitas yang hemat energi. Google mengklaim
telah memboyong karyawannya di seluruh dunia untuk menerapkan energi terbarukan
di kantor-kantor mereka di seluruh dunia dan melestarikan bersepeda untuk
bekerja (bike to work).
Keempat, desain bangunan di kantor-kantor Google di
seluruh dunia. Tak hanya aktivitas yang hemat energi yang diembani karyawannya,
tetapi juga struktur bangunannya yang harus nyaman sepanjang hari dan mempunyai
pencahayaan yang cukup pada siang dan malam hari serta meminimalkan penggunaan
lampu terutama di siang hari.
Di samping upaya-upaya itu, Google juga berupaya
meminimalkan pembelian baru peralatan yang digunakan untuk mendukung siklus
hidup Google, dan bahkan semaksimal mungkin merekondisikan peralatan-peralatan
yang rusak sehingga masih tetap digunakan dalam waktu yang lama. Atas usaha
penghematan energi yang dilakukan Google, Google diganjar berbagai
sertifikat-sertifikat yang berkaitan dengan lingkungan, seperti ISO 14001,
OHSAS 18001 dan ISO 50001.
Bagaimana
Google mengajarkan kliennya untuk ikut serta berhemat energi
Google tak hanya mementingkan diri sendiri dalam berhemat
energi, tetapi juga orang lain yang menggunakan produk Google, khususnya dalam
hal cloud computing. Beberapa contoh
tersebut adalah:
Pertama, penerapan cloud
storage. Google mengajak para stakeholders
untuk ikut serta berhemat energi dengan menggunakan penyimpanan data melalui
jaringan internet (cloud). Hal ini
bertujuan untuk meminimalisir risiko kehilangan data di media simpan pribadi
masing-masing penggunanya. Dan Google sendiri pun menyimpan data secara
redundan di beberapa data center
untuk file pengguna yang sama. Hal
ini bertujuan jika salah satu data center
mengalami kerusakan / bencana, masih ada cadangannya di data center di tempat lain. Keuntungan lainnya yang bisa dirasakan
pengguna adalah kemudahan untuk mengakses data di manapun dan kapanpun, jadi
tidak ada lagi cerita ketinggalan media simpan.
Kedua, penerapan cloud
apps. Tahukah anda bahwa setiap komputer kira-kira membutuhkan 80 GB di
hard disknya hanya untuk menampung aplikasi? Melalui Google Apps, pengguna
tidak perlu dipusingkan dengan itu. Semua aplikasi yang dijalankan akan
ditampilkan berbasis web. Dengan demikian, tidak ada lagi cerita kerusakan
software di komputernya.
Ketiga, Chromebook. Berbeda dengan laptop lainnya, laptop
besutan Google ini tidak menggunakan hard
disk yang berkapasitas besar, melainkan hanya menggunakan SSD berkapasitas
32-64 GB. Dan kapasitas seperti ini hanya muat untuk sistem operasi dan
beberapa aplikasi pendukung cloud computing.
Hal ini sengaja dilakukan oleh Google untuk memotivasi pengguna untuk menyimpan
segalanya melalui jaringan internet (cloud).
Dengan penerapan cloud
computing, risiko kehilangan data dan keribetan instalasi aplikasi di
komputer dapat diminimalisir. Upaya-upaya tersebut juga telah menunjukkan
kepedulian bagi Google dan orang lain untuk berupaya menghemat energi.
BAB
4
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Dari sekian banyak usaha-usaha penghematan yang dilakukan
Google, tampaknya Google benar-benar serius dalam mendukung aktivitas green computing, sambil menghemat biaya
operasionalnya.
Pepatah
berkata,
"Sedikit-sedikit
lama kelamaan akan menjadi bukit"
Pepatah
tersebut menunjukkan bahwa dampak besar dapat dimulai dari hal-hal kecil. Dan
ini juga bisa diterapkan dalam upaya penghematan energi. Jadi, mulailah dari
hal-hal kecil, seperti mematikan lampu di siang hari dan menggunakan lanpu
hemat energi yang dampaknya pada penggunaan energi yang sedikit. Penghematan
energi juga dampaknya akan dirasakan oleh anak cucu kita di kemudian hari.
Referensi
http://www.brighthub.com/environment/green-computing/articles/71176.aspx
http://www.dosomething.org/actnow/tipsandtools/11-facts-about-e-waste
https://www.google.com/green/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar