Minggu, 02 Maret 2014

Tugas Paper Topik-Topik Lanjutan Sistem Informasi Green Computing Pada Perusahaan Google


Tugas Paper Topik-Topik Lanjutan Sistem Informasi


Green Computing Pada Perusahaan Google
 
Abstrak

                  Pada zaman modern saat ini, Teknologi semakin maju dan berkembang, dimana teknologi tersebut membantu memudahkan pekerjaaan yang dikerjakan pada kehidupan sehari-hari, sehingga para user terus melakukan inovasi pada bidang teknologi. Salah satu perkembangan teknologi yang diterapkan yaitu pada bidang Teknologi informatika, perkembangan teknologi informatika diliat dari berbagai sudut pandang, salah satunya pada lingkungan sehari-hari. Oleh karena itu maka dibuatkan suatu cara yang disebut Green Computing. Green Computing merupakan suatu cara dimana para user menggunakan suatu perangkat komputerisasi dengan memanfaatkan sumber daya energi sebaik mungkin sehingga menjadi lebih efisien dan ramah lingkungan.
                       Paper ini berfokus pada sejarah perkembangan Green Computing , konsep Green Computing, solusi Green Computing, serta contoh perusahaan yang menerapkan Green Computing.
 Kata Kunci : Green Computing, Data Center, Prinsip Green Computing



Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
           Teknologi semakin maju dan berkembang bersamaan dengan perkembangan zaman, teknologi telah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari dimana teknologi berperan besar dalam berbagai kegiatan yang dikerjakan sehari-hari, oleh karena itu teknologi saat ini berkembang menjadi lebih canggih dan berdasarkan perkembangan teknologi, penggunaan energi yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi dari teknologi tersebut juga sangat besar.
           Salah satu perangkat teknologi yang sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari yaitu komputer, komputer merupakan salah satu perangkat teknologi yang penggunaan energy nya sangat besar sehingga dapat membuat pihak pengguna merasa terbebani dalam faktor penggunaan biaya.
           Oleh karena itu pada zaman modern ini banyak user yang mulai memikirkan cara dalam penghematan energy pada suatu teknologi yang semakin lama semakin lebih canggih, Green Computing merupakan salah satu metode yang diciptakan untuk membantu para user  dalam penghematan energi dan biaya pada zaman modern saat ini, karena dengan melakukan penghematan biaya maka dapat membantu dunia yang kita tempati saat ini menjadi lebih effisien, salah satu nya untuk menghadapi Global Warming.
            Green Computing adalah suatu metode dimana para user menggunakan suatu perangkat komputerisasi dengan memanfaatkan sumber daya energi sebaik mungkin sehingga menjadi lebih efisien dan ramah lingkungan. Biasanya Green Computing diterapkan pada lingkungan kerja yang lebih banyak menggunakan energi dalam pengoperasian peralatan elektronik seperti komputer dan peralatan elektronik lain nya.



1.2 Ruang Lingkup
            Ruang Lingkup yang akan dibahas pada Paper ini yaitu terdiri dari :
1.                  Sejarah Green Computing
2.                  Statistik Sampah Elektronik
3.                  Contoh Perusahaan yang menggunakan Green Computing
4.                  Menjelaskan cara dan bagaimana mengajak Client dalam menerapkan Green Computing
1.3 Tujuan dan Manfaat
    1.3.1 Tujuan
            1. Memperkenalkan metode Green Computing
            2. Memberikan informasi dan pengetahuan mengenai Green Computing
            3. Memberikan informasi data perhitungan mengenai sampah elektronik     
        4. Memberikan contoh mengenai perusahaan yang menggunakan Green      Computing              1.3.2 Manfaat
            1. mengajak masyarakat untuk lebih berhemat dalam penggunaan energy
            2. membantu masyarakat untuk lebih efisien

1.4 Metodologi Penelitian
            Metodologi penelitian yang digunakan dalam pembuatan paper ini yaitu menggunakan metode studi pustaka, dengan melakukan pencarian pada situs-situs pengetahuan pada mesin pencarian (browser)

1.5 Sistematika Penulisan
            BAB 1 : Pendahuluan
            Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang, ruang lingkup penulisan, tujuan dan manfaat pda paper, metode penelitian yang digunakan dan sistematika penulisan mengenai  Green Computing.
                BAB 2 : LANDASAN TEORI
            Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori umum mengenai Green Computing berdasarkan pengertian para ahli yang membahas teori  Green Computing, dimana teori tersebut dapat membantu untuk memberikan penjelasan yang bermanfaat
               
                BAB 3 : Pembahasan Green Computing
            Pada bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah Green Computing, statistik sampah elektronik (e-waste), tentang Penghematan Energi yang dilakukan perusahaan, Bagaimana perusahaan tersebut mengajarkan kliennya untuk ikut serta berhemat energy
            Bab 4 : KESIMPULAN
            Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan yang diambil dari penjelasan berdsarkan penjelasan yang telah dicantumkan

























BAB 2
Landasan Teori
Green Computing atau Green IT  telah dipelajari sejak dulu dan beberapa ahli telah mengemukakan beberapa teori mengenai Green Computing, beberapa teori Green Computing tersebut adalah:
·            Young Yi “Cara untuk menggunakan komputer lebih berkelanjutan”
·            Wachara Chantatub “Teknologi informasi adalah ramah lingkungan dan hemat energy”
·             San Murugesan “Belajar dan praktek merancang, membuat, menggunakan, dan membuang komputer, server, dan terkait subsistem – seperti monitor, printer, penyimpanan perangkat, dan jaringan dan komunikasi sistem – efisien dan efektif dengan minimal atau tidak berdampak terhadap lingkungan”
·             Jordi Torres “Mengurangi penambahan jumlah dari data/ kerja yang tidak berguna”

            Berdasarkan beberapa teori dari parah ahli yang disebutkan diatas, Green Computing yaitu penciptaan teknologi yang ramah lingkungan yang hemat energi serta pemanfaatan teknologi secara efisien.



BAB 3
Pembahasan Green Computing

            Ide green computing sendiri mulai dirintis tahun 1990-an, yang dimana mulai terasa pemborosan energi yang ada. Kabar buruknya, banyak sumber energi yang kita pakai sekarang ini merupakan jenis yang tidak dapat diperbarui, seperti penggunaan PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) yang jelas-jelas menggunakan bahan bakar fosil yang membutuhkan jutaan tahun untuk pembentukannya. Demikian juga PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakarnya.
Sejarah Green Computing
            Untuk mendukung green computing, dibentuklah sebuah badan di Amerika Serikat yang bernama US Environmental Protection Agency (US EPA) pada tahun 1992. Dan beberapa peralatan elektronik dan komputer yang telah berusaha mengefisiensikan penggunaan energi dilabeli dengan stiker “Energy Star”. Dan di stiker “Energy Star” pun ada tanda rating-nya, yang dimana penggunaan energi yang paling efisien akan diganjar dengan rating besar. Salah satu untuk menaikkan ratingEnergy Star” adalah dengan menambahkan fitur Sleep Mode, yang dimana bisa mematikan peralatan itu sendiri apabila tidak digunakan oleh pengguna dalam jangka waktu tertentu. Namun pada tahun 2007, direvisilah standar “Energy Star”, yang dimana perusahaan manufaktur peralatan elektronik dan komputer juga harus memperhatikan hal-hal berikut seperti pengurangan sampah elektronik atau e-waste, virtualisasi resource sejumlah server, pendataan biaya pemakaian energi, dll.
            Di sisi lain, gebrakan penting dalam sejarah green computing adalah pembentukan Kyoto Protocol pada tahun 1997, yang bertujuan menekan emisi karbon. Aturan ini membuat perusahaan manufaktur peralatan elektronik dan komputer menghitung pemakaian listrik selama pengoperasian pabriknya dan menentukan jumlah emisi karbon dioksida yang terbuang demi menindaklanjuti solusinya.
            Pengefisienan energi ternyata tak cukup untuk sebuah program green computing, maka dibentuklah kebijakan Restriction of Hazardous Substances (RoHS) oleh Uni Eropa pada Februari 2003. Kebijakan ini melarang penggunaan material yang berbahaya bagi lingkungan pada setiap peralatan elektronik dan komputer seperti timbal, cadmium, merkuri, dll. Tak puas sampai di situ, dibentuk juga program yang bernama Waste Electrical and Electronic Equipment Directive (WEEE) pada tahun 2005, yang bertujuan mengelola pengumpulan dan daur ulang sampah elektronik.
            Di Amerika Serikat sendiri ada juga standar lainnya selain "Energy Star", yaitu Electronic Products Environmental Assessment (EPEAT), yang dimana akan memberikan insentif pasar sebesar 60 miliar dolar Amerika untuk perusahaan yang bisa memproduksi peralatan yang tak hanya memininalkan penggunaan energi, tetapi juga meminimalkan perawatan dan mempunyai masa pakai yang panjang.
Statistik sampah elektronik (e-waste)
            Berdasarkan statistic fakta tentang e-waste yang dihimpun www.dosomething.org, 80-85% peralatan elektronik dibuang sembarangan di Tempat Pembuangan Akhir yang sebenarnya dapat mencemarkan udara berupa racun. Di Amerika Serikat sendiri, e-waste mewakili 2% dari total pembuangan sampah, tetapi juga mewakili 70% dari sampah beracun. Jumlah timbal yang besar di peralatan elektronik menyebabkan kerusakan syaraf tubuh manusia, darah dan ginjal. Di seluruh dunia, ada sekitar 20-50 juta ton sampah elektronik dibuang setiap tahunnya. Di antara sampah elektronik yang dibuang, ponsel mengandung banyak logam berharga seperti emas dan perak. Sampai saat ini, baru 1/8 sampah elektronik yang dapat diperbarui. Dan masih banyak lagi.
Tentang Penghematan Energi yang dilakukan Google
            Google, salah satu perusahaan IT terbesar di dunia, telah menyadari bahwa biaya operasional perusahaannya dapat ditekan semaksimal mungkin dengan penerapan green computing, Segala aspek energi tak luput dari penghematan yang telah dilakukan Google. Berikut beberapa upaya penghematan kontinu yang telah dilakukan Google.
            Pertama, penggunaan energi di Data Center Google. Menurut Google, mereka mengklaim hanya menggunakan separuh dari energi yang digunakan di data center lain dengan kemampuan dan performa yang sama. Untuk mewujudkan hal ini, Google selalu mengawasi penggunaan energi oleh server secara realtime, mengatur sirkulasi udara, bahkan menghindari penggunaan AC.
            Kedua, sumber energi. Google diklaim telah memaksimalkan energi terbarukan seperti energi angin dan surya (matahari) untuk data center mereka dan juga kantor-kantornya.
            Ketiga, aktivitas yang hemat energi. Google mengklaim telah memboyong karyawannya di seluruh dunia untuk menerapkan energi terbarukan di kantor-kantor mereka di seluruh dunia dan melestarikan bersepeda untuk bekerja (bike to work).
            Keempat, desain bangunan di kantor-kantor Google di seluruh dunia. Tak hanya aktivitas yang hemat energi yang diembani karyawannya, tetapi juga struktur bangunannya yang harus nyaman sepanjang hari dan mempunyai pencahayaan yang cukup pada siang dan malam hari serta meminimalkan penggunaan lampu terutama di siang hari.
            Di samping upaya-upaya itu, Google juga berupaya meminimalkan pembelian baru peralatan yang digunakan untuk mendukung siklus hidup Google, dan bahkan semaksimal mungkin merekondisikan peralatan-peralatan yang rusak sehingga masih tetap digunakan dalam waktu yang lama. Atas usaha penghematan energi yang dilakukan Google, Google diganjar berbagai sertifikat-sertifikat yang berkaitan dengan lingkungan, seperti ISO 14001, OHSAS 18001 dan ISO 50001.
Bagaimana Google mengajarkan kliennya untuk ikut serta berhemat energi
            Google tak hanya mementingkan diri sendiri dalam berhemat energi, tetapi juga orang lain yang menggunakan produk Google, khususnya dalam hal cloud computing. Beberapa contoh tersebut adalah:
            Pertama, penerapan cloud storage. Google mengajak para stakeholders untuk ikut serta berhemat energi dengan menggunakan penyimpanan data melalui jaringan internet (cloud). Hal ini bertujuan untuk meminimalisir risiko kehilangan data di media simpan pribadi masing-masing penggunanya. Dan Google sendiri pun menyimpan data secara redundan di beberapa data center untuk file pengguna yang sama. Hal ini bertujuan jika salah satu data center mengalami kerusakan / bencana, masih ada cadangannya di data center di tempat lain. Keuntungan lainnya yang bisa dirasakan pengguna adalah kemudahan untuk mengakses data di manapun dan kapanpun, jadi tidak ada lagi cerita ketinggalan media simpan.
            Kedua, penerapan cloud apps. Tahukah anda bahwa setiap komputer kira-kira membutuhkan 80 GB di hard disknya hanya untuk menampung aplikasi? Melalui Google Apps, pengguna tidak perlu dipusingkan dengan itu. Semua aplikasi yang dijalankan akan ditampilkan berbasis web. Dengan demikian, tidak ada lagi cerita kerusakan software di komputernya.
            Ketiga, Chromebook. Berbeda dengan laptop lainnya, laptop besutan Google ini tidak menggunakan hard disk yang berkapasitas besar, melainkan hanya menggunakan SSD berkapasitas 32-64 GB. Dan kapasitas seperti ini hanya muat untuk sistem operasi dan beberapa aplikasi pendukung cloud computing. Hal ini sengaja dilakukan oleh Google untuk memotivasi pengguna untuk menyimpan segalanya melalui jaringan internet (cloud).
            Dengan penerapan cloud computing, risiko kehilangan data dan keribetan instalasi aplikasi di komputer dapat diminimalisir. Upaya-upaya tersebut juga telah menunjukkan kepedulian bagi Google dan orang lain untuk berupaya menghemat energi.



BAB 4
KESIMPULAN
            Dari sekian banyak usaha-usaha penghematan yang dilakukan Google, tampaknya Google benar-benar serius dalam mendukung aktivitas green computing, sambil menghemat biaya operasionalnya.
            Pepatah berkata,
            "Sedikit-sedikit lama kelamaan akan menjadi bukit"
            Pepatah tersebut menunjukkan bahwa dampak besar dapat dimulai dari hal-hal kecil. Dan ini juga bisa diterapkan dalam upaya penghematan energi. Jadi, mulailah dari hal-hal kecil, seperti mematikan lampu di siang hari dan menggunakan lanpu hemat energi yang dampaknya pada penggunaan energi yang sedikit. Penghematan energi juga dampaknya akan dirasakan oleh anak cucu kita di kemudian hari.




Referensi
http://www.brighthub.com/environment/green-computing/articles/71176.aspx
http://www.dosomething.org/actnow/tipsandtools/11-facts-about-e-waste
https://www.google.com/green/
https://www.google.com/chromebook/


Rahman
http://www.binus.ac.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar